Blitar – PKBBlitar | Deklarasi pemberian dukungan bagi Gus Muhaimin untuk maju sebagai calon presiden tahun 2024 terus mengalir di Blitar. Mereka yang mendeklarasikan diri berasal dari sejumlah kelompok masyarakat tertentu.
Ada yang berasal dari kelompok pecinta sepeda, pembuat gula merah, paguyuban pengrajin gerabah, masyarakat kampung, paguyuban pemilik home stay hingga jamaah kegiatan keagamaan.
Salah satu yang melakukan deklarasi ialah paguyuban pengrajin gerabah. Para pengrajin yang berjumlah puluhan tersebut melangsungkan deklarasi Jum’at (4/3/2022).
Koordinator pengrajin gerabah, Moh Zainal Khabib menuturkan, pihaknya menilai Gus Muhaimin merupakan sosok yang tepat memimpin Indonesia. Karena sebagai perwakilan rakyat, Gus Muhaimin senantiasa berpihak kepada masyarakat bawah.
Dia menyebut, para pengarajin sudah membulatkan tekad guna mendukung segala upaya yang dilakukan olen Gus Muhaimin dalam membangun Indonesia. Apalagi Ketua Umum PKB tersebut juga mampu merawat kebhinekaan.
“Sosoknya mempunyai wawasan kebangsaan yang luas. Komitmennya dalam menjaga keutuhan NKRI juga terbukti. Tentu sosoknya sangat dibutuhkan oleh negeri ini,” lanjut Khabib.
Di tempat terpisah, jamaah kegiatan keagaman di Talun, Kabupaten Blitar juga terang-terangan mendukung Gus Muhaimin. Sosok Gus Muhaimin yang religius melatarbelakangi mereka untuk memberikan dukungan.
Koordinator perkumpulan jamaah yasin, Ali Mukhoidor menuturkan, Gus Muhaimin mempunyai kepedulian terhadap dunia pesantren. Itu terbukti dengan dengan perjuangannya dalam pengesahan RUU Pesantren.
“Dengan RUU itu (RUU Pesantren), pondok yang selama ini terpinggirkan sudah diperhatikan keberadaannya. Sehingga dunia pesantren di Indonesia nasibnya bisa semakin lebih baik,” tandasnya.
Selain mendeklarasikan dukungan terhadap Gus Muhaimin, para jamaah yasin tersebut juga berdo’a agar perjalanan Gus Muhaimin menjadi calon presiden mendapatkan kelnacaran.
“Do’a bersama ini juga untuk memberikan keselamatan bagi seluruh warga Indonsia, agar negara ini tetap dalam kondusifitas yang terkendali,”
